Tidak Memiliki Fasilitas Lemari Pendingin 

84 Jenazah  Korban Tsunami Banten di RSUD Sulit Dikenali

Konser Seventeen di Tanjung Lesung

BANTEN-- (KIBLATRIAU.COM)-- Gelombang tsunami menerjang Lampung dan Banten, Sabtu (22/12) malam. Hingga hari ini, korban meninggal dunia sudah lebih dari 300 orang. RSUD Berkah Pandeglang, Banten, menjadi salah satu RS yang menampung jenazah korban tsunami. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Raden Dewi Sentani mengatakan, 84 jenazah korban tsunami di RSUD tempatnya bekerja kondisinya sulit dikenali keluarga. "Semua jenazah itu belum teridentifikasi dan kondisinya sudah sulit dikenali keluarga," kata Raden Dewi Sentani saat ditemui di Posko Utama Bencana Tsunami, Labuan,Pandeglang, Selasa (25/12).

Pihaknya mengaku tidak memiliki fasilitas lemari pendingin mayat dengan jumlah kapasitas banyak. Saat ini, jenazah disimpan di ruangan tanpa pendingin sehingga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan. Karena itu, Raden Dewi Sentani meminta Kementerian Kesehatan dapat membantu menyalurkan alat kontainer freezer untuk menyimpan jenazah yang bisa menampung dengan jumlah banyak itu. "Kami mengusulkan kepada petugas agar jenazah yang tidak dikenali itu di foto agar bisa diketahui ciri-cirinya oleh keluarga mereka," katanya.

Menurut dia, apabila jenazah itu lebih dari sepekan maka sebaiknya dimakamkan secara massal. Sebab, mayat itu mengeluarkan bau tidak sedap juga bisa menimbulkan gangguan penyakit. Kemungkinan jenazah itu masih bertambah, karena beberapa titik yang terdampak gelombang tsunami belum ditemukan dan hilang. "Kami mendesak bantuan kontainer frezeer segera disalurkan ke RSUD agar bisa menampung jenazah itu," katanya. Seperti diketahui, gelombang tsunami menerjang wilayah Banten dan Lampung, Sabtu lalu. Data sementara dampak tsunami Selat Sunda hingga Senin (24/12) pukul 17.00 WIB, tercatat 373 orang meninggal dunia, 1.459 orang luka-luka, 128 orang hilang, dan 5.665 orang mengungsi. (Net/Hen)


Berita Lainnya...

Tulis Komentar